Lagi, Diskusi yang Terpinggirkan
Baca Juga
Beberapa mahasiswa tampak memenuhi lorong gedung perkuliahan. Mereka
sibuk dengan segala aktifitasnya masing-masing. Sebagian lain berkerumun dalam keramaian.
Segerombolan insan cendekia itu bukan sedang berdiskusi atau membicarakan
hal-hal ilmiah.
Wajarnya kegiatan diskusi begitu
akrab dengan mahasiswa. Bahkan, ia merupakan menu rutin bagi mahasiswa. Diskusi diminati beberapa
orang, namun ia juga dihindari sejumlah orang. Mungkin banyak alasan yang
menyebabkan itu terjadi. Dari benturan kuliah, tugas menumpuk, pekerjaan, kemalasan,
dan sebagainya. Sejatinya, diskusi sangat penting guna mengasah pola pikir kita.
Supaya saat menghadapi masalah, kita dapat menyelesaikan secara mudah.
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Mutohhar,
M.Pd menuturkan, pola fikir kita itu harus diasah terus-menerus. Bak pisau,
pola pikir diasah agar bertambah tajam. Jika
ia didiamkan, ‘pisau’ itu pun menjadi tumpul. Kalau mahasiswa saja enggan
berdiskusi, lalu siapa lagi yang melakukannya? Disepakati atau tidak, mahasiswa
dipahami kaum masih punya idealism dan pemikiran murni.
Sepintas, berdiskusi terkesan tidak ada tujuan
dan manfaatnya. Seperti memperbincangkan persoalan bangsa dan lingkungan
sekitar. Mahasiswa cenderung apatis terhadap persoalan (politik, budaya,
kriminalitas) yang sedang terjadi. Mereka lebih tergiur hal-hal rutinitas
akademis dan tercerabut sisi pragmatism, seperti tugas kuliah, life style,
belanja, dan sebagainya. Ironisnya, kebanyakan mereka belum mengerti esensi
tugas-tugas yang diberikan. Lebih-lebih bagi mereka bertujuan utama kuliah
adalah mencari pekerjaan. Jangan salahkan jika para oknum pemerintah menimbun
uang rakyat. Karena mereka dididik untuk bekerja (mencari kekayaan), bukan
menciptakan kesejahteraan bersama.
Kritis adalah ruh dalam diskusi. Ruh itu selalu
hadir saat mengasah pola fikir kita. Sementara sikap kritis takkan muncul kala pola pikir kita
di‘tidur’kan. Seorang dosen mengaku kepada penulis, saya mendapatkan 60 persen ilmu
di luar perkuliahan dan sisanya di dalam perkuliahan. Contoh tersebut sedikit
banyak mengingatkan kita. Jangan sekali-kali melupakan bahwa begitu melimpah ilmu
dan pengetahuan di luar sana. Dari aktifitas diskusi, mengajarkan kita merefleksikan
ide menjadi sebuah kenyataan.
Oleh Imam Prastyo Arwindra
Kementerian
HUMAS BEM UMK periode 2012-2013)