Luqman Al-Hakim, Figur Ayah Lintas Masa
Baca Juga
Pena
Kampus - Suatu hari Luqman Al-Hakim bersama anaknya sedang
berjalan di pasar sambil mengendarai keledai. Pertama-tama, Luqman Al-Hakim
menunggangi keledai tersebut, sedangkan anaknya berjalan menuntun keledai itu. Orang-orang
pun melihat hal tersebut kemudian mencela mereka: Orangtua
kejam, dia enak-enakan di atas keledai sementara anaknya harus berjalan sambil
menuntun keledai itu. Mendengar itu akhirnya Luqman Al-Hakim menyuruh anaknya
untuk ikut menunggangi keledai tersebut. Tak lama kemudian orang-orang pun
melihat mereka kembali kemudian mencela mereka, mereka berkata: Lihat
orangtua itu dan anaknya, mereka berdua tak tahu diri, mereka menungganggi
keledai sedangkan keledai mereka berbadan kurus seperti itu.
Mendengar hal itu maka Luqman Al-Hakim kemudian turun dan menyuruh anaknya saja
yang menunggangi keledai tersebut. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan
hingga orang-orang pun melihat mereka dan lagi-lagi mereka mencela, mereka
berkata: Dasar
anak kurang ajar, orangtua dijadikan buruh untuk menuntun keledai
tunggangannya.
Mendengar hal itu Luqman Al-Hakim pun menyuruh anaknya turun dan akhirnya
kemudian mereka berdua berjalan sambil menuntun keledai tunggangannya itu. Tak
lama kemudian orang-orang melihat hal itu dan tertawa sambil mencela, mereka
berkata: Dasar
orang bodoh, punya keledai tapi dituntun, bukannya ditunggangi.
![]() |
Ilustrasi by: Sabik |
Sejak
dari awal sampai orang terakhir yang melihatnya semua mencela perbuatan mereka.
Luqman Al-Hakim kemudian mengajarkan pada anaknya, apapun perbuatan baik yang
engkau lakukan akan mendapatkan ujian. Sebaik apapun perbuatanmu akan dicemooh
oleh orang.
Jika
kita ulas kembali, cerita tentang sahabat Rasulullah di atas mengisahkan
seorang ayah dan anak yang selalu dicemooh orang-orang di sektar mereka karena
perbuatan yang mereka lakukan. Padahal mereka tidak melakukan suatu hal buruk
atau merugikan orang lain. Hal ini tentulah masih sangat relevan dengan
kehidupan manusia di jaman sekarang. Semua perbuatan baik menurut diri sendiri
belum tentu baik di mata orang lain.
Selain
cerita di atas masih banyak lagi kisah-kisah yang lain tentang sahabat
rasulullah bernama Luqman Al-Hakim. Luqman Al-Hakim merupakan seorang figur
ayah yang dalam kisahnya sangat menyangi anaknya. Ia kerapkali memberikan
nasihat kepada anaknya untuk selalu berperilaku baik serta senantiasa taat
kepada Allah swt.
Seorang
ayah sejatinya harus mampu untuk membimbing, mengarahkan dan menyayangi
anak-anaknya. Sekarang ini saja banyak hal yang dapat dengan mudah diterima
oleh seorang anak, padahal mereka tahu bahwa hal tersebut tidaklah baik untuk
mereka. Peran orang tua dalam hal ini khususnya ayah sangatlah penting. Ayah
harus menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur kepada anak-anaknya,
sehingga tanpa dilarang untuk menerima hal-hal yang buruk sekalipun sang anak
secara otomatis tidak akan melakukannya.
Namun
tidak semua orang memiliki perilaku yang baik. Ada seorang ayah yang baik
tetapi anaknya tidak baik. Ada seorang ayah yang tidak baik tetapi anaknya
justru menjadi anak yang baik. Bagaimanapun juga peran orang tua dan lingkungan
sangat berpengaruh terhadap baik buruknya kehidupan seorang anak. Sebagai
seorang anak kita harus berprasangka baik kepada orang tua kita khususnya ayah.
Apapun yang mereka lakukan bertujuan untuk membahagiakan keluarganya dengan
harapan isteri dan anak yang ada di dalam keluarga tersebut dapat hidup dengan
baik.(Luqman)
Dari
berbagai sumber